Selasa, 23 Oktober 2012

Motivasi Belajar


Motivasi Belajar

Pengertian Motivasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001, h. 756) mengemukakan bahwa:
Motivasi adalah motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Menurut Mc. Donald, (dikutip dalam Hamalik, 2003, h. 158) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.”
Berdasarkan kedua pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah reaksi dalam diri yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan sadar ataupun tidak sadar.

Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Surya (1981, h. 32), “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.” Dan Hamalik (2002, h. 37), menyatakan bahwa “Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.  Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya.” 
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mende-ngarkan, meniru, dan lain sebagainya dan perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penam-bahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. (Sardiman, 2004)
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat di simpulkan bahwa; belajar adalah suatu kegiatan, guna menambah ilmu pengetahuan , baik dengan keterampilan, sikap, watak, dan bahkan penyesuaian diri.

Pengertian Motivasi Belajar
Dalam Sardiman (2005, h. 75) “Motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu.”
Istilah motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda menurut Ames (1990), yang menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar.
Oleh karna itu dapat di simpulkan bahwa, motivasi belajar adalah suatu usaha yang membuat seorang siswa tertarik untuk melakukan kegiatan belajar dalam jangka panjang, termasuk kesanggupan dan keterlibatan dalam belajar.

Pentingnya Motivasi Belajar
Winkel (1991) menyatakan bahwa motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.
     Pentingnya Motivasi Belajar  Bagi Siswa. Pentingnya motivasi belajar  bagi siswa menurut Winkel (1991) adalah sebagai berikut:
(a) menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (b) mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya; (c)Membesarkan semangat belajar; (d) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah istrahat atau bermain) yang berkesinambungan individu dilatih untuk menggunakan kekuatannya sedemikian rupa sehingga belajar di rumah, membantu pekerjaan orang tua, dan bermain dengan teman sebaya.

Pentingnya Motivasi Belajar  Bagi Guru. Pentingnya motivasi belajar  bagi guru menurut Winkel (1991) adalah sebagai berikut:
a.    Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa.untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat, meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara, bila semangatnya tidak kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar.
b.    Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa, bermacam-macam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di samping yang bersemangat untuk belajar. Di antara yang bersemangat belajar, ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacamragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.
c.    Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau  pendidik. Peran pedagosis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
d.    Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pendagosis, tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi semangat belajar. “Mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar

Faktor – Faktor yang Mepengaruhi Motivasi Belajar
Ada 6 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Wodkowski, 1985), yaitu:
a.   Sikap. Sikap adalah kombinasi antara konsep, informasi, dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi senang atau tidak senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau objek-objek tertentu.
b.   Kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan yang mendorong individu untuk untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
c.   Rangsangan. Rangsangan adalah segala perubahan dalam persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang menyebabkan individu menjadi aktif.
d         d.   Emosi. Emosi, mengacu pada pengalaman individu selama proses belajar.
e.  Kemampuan. Menurut Perlmutter dan Hall Kemampuan, mengacu kepada kemampuan individu untuk merespon sebagai hasil belajar (dikutip dalam Wodkowski, 1985).
f.  Penguatan. Penguatan adalah segala kegiatan yang memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut.  


Struktur Pembelajaran dan Motivasi Belajar

Keadaan motivasi belajar terkait erat dengan struktur pembelajaran yang digunakan guru di kelas. Struktur pembelajaran yang dikenal adalah struktur kompetitif, struktur individual, dan struktur kooperatif (Ames, 1984).

Menurut Mudjiman (2005), pembelajaran memiliki tiga struktur:
Struktur Kompetitif.
Sistem penilaian yang digunakan dalam struktur ini mendorong siswa untuk berkompetisi dengan kawan-kawanny, di susun berdasarkan ranking.
dalam struktur pembelajaran kompetitif, motivasi belajar siswa bersifat egoistic, karena kompetisi dalam konteks system tradisional menumbuhkan sikap self defense, walaupun demikian struktur pembelajaran kompetitif motivasi belajar juga bersifat social comparative, tujuan belajar tidak semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi melainkan untuk menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah satu ciri motivasi eakstrinsik.

Struktur Individual.
 Pembelajaran dengan struktur individual berdasarkan penugasan-penugasan individual sesuai minat masing-masing, dalam struktur pembelajaran individual , siswa berorientasi kepada pencapaian kompetisi. Bila masih terjadi kompetensi, yang terjadi adalah kompetisi dengan diri sendiri, bukan dengan kawan kawannya, bebas dari rasa tertekan, Umumnya siswa percaya bahwa kerasnya usahalah yang menentukan keberhasilan belajar, bukan semata-mata kemampuan. Dalam struktur pembelajaran ini motivasi belajar siswa berorientasi ke penguasaan sesuatu kompetensi. Sifat motivasinya intrinsic.

Struktur Kooperatif.
Struktur Pembelajarn ini dapat dilaksanakan dalam bentuk kerja kelompok, atau di kelas-kelas pendidikan non-formal, sikap kompetitif masih ada pada setiap kelompok, tetapi orientasi belajar utamanya adalah ke pencapaian suatu keompetensi atau pemecahan masalah.

Tips –Tips meningkatkan Motivasi belajar
Ada beberapa tips meningkatkan motivasi belajar (“Motivasi belajar”, 2008) :

Bergaulah dengan orang-orang yang senang belajar.
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.

Belajar apapun.
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.

Belajar dari internet.                      
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

Bergaulah dengan orang-orang yang optimis & selalu berpikiran positif.
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator.
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

Daftar Pustaka

Ames, C., & Ames, P. (1984). System of student and teacher motivation towards a qualitative definition. Journal of Educational Psychology, 76(4), 535-556.
Anwar, K. (1990). Fungsi dan peran bahasa: Sebuah pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Aritonang, Keke T. (2008). Minat dan motivasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal. 10(7), 14.
Bilamana proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. (2012). Diunduh dari http://www.scribd.com
Hakim, T. (2000). Belajar secara efektif: Panduan menemukan teknik belajar,memilih jurusan, dan menentukan cita-cita. Jakarta : Puspa Swara.
Hamalik, O. (2002)Psikologi belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Motivation: What teachers need to know. (1990). Diunduh dari http://www.tcrecord.org
Manifestasi belajar. (2008). Diunduh dari: http://konselingindonesia.com.
Motivasi belajar. (2008). Diunduh dari: http://www.anneahira.com/motivasi-index.htm
Perlmutter, M., & Hall, E. (1992). Adult development and aging. Boston: Mc Graw-Hill.
Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sardiman, A. M. (2005). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Sofyan, H., & Uno, H. B. (2004). Landasan pembelajaran : Teori dan praktek. Gorontalo: Nurul Jannah.
SuryaMoh. (1981). Pengantar psikologi pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung.
Winkel, W. S. (1991). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
Wlodkowski, R. J. (1985). Enhancing adult motivation to learn: A guide to improving instruction and increasing learner achievement. San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

oleh : Patricia Giovanni Khurniawan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar