Motivasi
Belajar
Pengertian
Motivasi
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001, h. 756) mengemukakan
bahwa:
Motivasi adalah motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya.
Menurut
Mc. Donald, (dikutip dalam Hamalik, 2003, h. 158) “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan pengertian ini,
dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang kompleks.”
Berdasarkan
kedua pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah reaksi
dalam diri yang mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan sadar ataupun
tidak sadar.
Pengertian
Belajar
Pengertian belajar menurut Surya (1981, h. 32), “Belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.” Dan Hamalik (2002, h. 37), menyatakan bahwa “Belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan
latihan. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu
dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya.”
Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mengamati, mende-ngarkan, meniru, dan lain sebagainya
dan perubahan tersebut tidak hanya berkaitan dengan penam-bahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, harga diri,
minat, watak, dan penyesuaian diri. (Sardiman, 2004)
Berdasarkan
beberapa pengertian belajar di atas, dapat di simpulkan bahwa; belajar adalah
suatu kegiatan, guna menambah ilmu pengetahuan , baik dengan keterampilan,
sikap, watak, dan bahkan penyesuaian diri.
Pengertian Motivasi Belajar
Dalam Sardiman (2005, h. 75) “Motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu.”
Istilah
motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda menurut Ames (1990), yang
menggambarkan bahwa motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan
keuntungan-keuntungan kegiatan belajar belajar tersebut cukup menarik bagi
siswa untuk melakukan kegiatan belajar dan pendapat lain motivasi belajar itu
ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di dalam pelajaran dan
kesanggupan untuk melakukan proses belajar.
Oleh karna itu dapat di simpulkan
bahwa, motivasi belajar adalah suatu usaha yang membuat seorang siswa tertarik
untuk melakukan kegiatan belajar dalam jangka panjang, termasuk kesanggupan dan
keterlibatan dalam belajar.
Pentingnya
Motivasi Belajar
Winkel
(1991) menyatakan bahwa motivasi
belajar penting bagi siswa dan guru.
Pentingnya Motivasi
Belajar Bagi Siswa. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa menurut Winkel (1991) adalah sebagai
berikut:
(a) menyadarkan
kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. menginformasikan tentang
kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya; (b) mengarahkan
kegiatan belajar, sebagai ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum
belajar secara serius, terbukti banyak bersenda gurau misalnya, maka ia akan
mengubah perilaku belajarnya; (c)Membesarkan semangat belajar; (d) menyadarkan
tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (di sela-selanya adalah
istrahat atau bermain) yang berkesinambungan individu dilatih untuk menggunakan
kekuatannya sedemikian rupa sehingga belajar di rumah, membantu pekerjaan orang
tua, dan bermain dengan teman sebaya.
Pentingnya
Motivasi Belajar Bagi Guru. Pentingnya motivasi belajar bagi guru menurut Winkel (1991) adalah sebagai
berikut:
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat
siswa.untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat,
meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara, bila
semangatnya tidak kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah,
pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan
semangat belajar.
b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa, bermacam-macam,
ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di
samping yang bersemangat untuk belajar. Di antara yang bersemangat belajar, ada
yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacamragamnya motivasi belajar
tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.
c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah
satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator,
instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
Peran pedagosis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
d. Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa
pendagosis, tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil.
Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat
menjadi semangat belajar. “Mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi
bersemangat belajar
Faktor – Faktor yang Mepengaruhi Motivasi Belajar
Ada 6 faktor
yang mempengaruhi motivasi belajar (Wodkowski, 1985), yaitu:
a. Sikap. Sikap adalah kombinasi antara konsep,
informasi, dan emosi yang menyebabkan kecenderungan individu untuk mereaksi
senang atau tidak senang terhadap orang, kelompok, ide, kejadian atau
objek-objek tertentu.
b. Kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu kondisi kekurangan
yang mendorong individu untuk untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
c. Rangsangan. Rangsangan adalah segala perubahan dalam
persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang menyebabkan individu menjadi
aktif.
d d. Emosi. Emosi, mengacu pada pengalaman individu selama
proses belajar.
e. Kemampuan. Menurut Perlmutter dan Hall Kemampuan,
mengacu kepada kemampuan individu untuk merespon sebagai hasil belajar (dikutip
dalam Wodkowski, 1985).
f. Penguatan. Penguatan adalah segala kegiatan yang
memelihara dan meningkatkan kemungkinan untuk merespon lebih lanjut.
Struktur
Pembelajaran dan Motivasi Belajar
Keadaan
motivasi belajar terkait erat dengan struktur pembelajaran yang digunakan guru
di kelas. Struktur pembelajaran yang dikenal adalah struktur kompetitif,
struktur individual, dan struktur kooperatif (Ames, 1984).
Menurut Mudjiman (2005), pembelajaran
memiliki tiga struktur:
Struktur Kompetitif.
Sistem
penilaian yang digunakan dalam struktur ini mendorong siswa untuk berkompetisi
dengan kawan-kawanny, di susun berdasarkan ranking.
dalam struktur pembelajaran kompetitif, motivasi belajar siswa bersifat egoistic, karena kompetisi dalam konteks system tradisional menumbuhkan sikap self defense, walaupun demikian struktur pembelajaran kompetitif motivasi belajar juga bersifat social comparative, tujuan belajar tidak semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi melainkan untuk menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah satu ciri motivasi eakstrinsik.
dalam struktur pembelajaran kompetitif, motivasi belajar siswa bersifat egoistic, karena kompetisi dalam konteks system tradisional menumbuhkan sikap self defense, walaupun demikian struktur pembelajaran kompetitif motivasi belajar juga bersifat social comparative, tujuan belajar tidak semata-mata untuk menguasai sesuatu kompetensi melainkan untuk menunjukkan kepada siswa lain bahwa ia lebih baik. Ini merupakan salah satu ciri motivasi eakstrinsik.
Struktur Individual.
Pembelajaran dengan struktur
individual berdasarkan penugasan-penugasan individual sesuai minat
masing-masing, dalam struktur pembelajaran individual , siswa berorientasi
kepada pencapaian kompetisi. Bila masih terjadi kompetensi, yang terjadi adalah
kompetisi dengan diri sendiri, bukan dengan kawan kawannya, bebas dari rasa
tertekan, Umumnya siswa percaya bahwa kerasnya usahalah yang menentukan
keberhasilan belajar, bukan semata-mata kemampuan. Dalam struktur pembelajaran
ini motivasi belajar siswa berorientasi ke penguasaan sesuatu kompetensi. Sifat
motivasinya intrinsic.
Struktur Kooperatif.
Struktur
Pembelajarn ini dapat dilaksanakan dalam bentuk kerja kelompok, atau di kelas-kelas
pendidikan non-formal, sikap kompetitif masih ada pada setiap kelompok, tetapi
orientasi belajar utamanya adalah ke pencapaian suatu keompetensi atau
pemecahan masalah.
Tips –Tips meningkatkan Motivasi
belajar
Ada
beberapa tips meningkatkan motivasi belajar (“Motivasi belajar”, 2008) :
Bergaulah dengan orang-orang yang
senang belajar.
Bergaul
dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun
gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai
kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah
tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau
sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang
mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat
penghargaan atas sebuah presrasi.
Kebiasaan
dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang
berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul
dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan
jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya
minyak wangi.
Belajar apapun.
Pengertian belajar di sini dipahami
secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai
keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar
berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Belajar
dari internet.
Kita bisa memanfaatkan internet
untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu
milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri.
Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa
masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.
Bergaulah dengan orang-orang yang
optimis & selalu berpikiran positif.
Di dunia ini, ada orang yang selalu
terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah,
dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada
dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator.
Kadangkala, seseorang butuh orang
lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar,
ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari
seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda
belajar dan meraih prestasi.
Daftar Pustaka
Ames,
C., & Ames, P. (1984). System of student and teacher motivation towards a
qualitative definition. Journal of
Educational Psychology, 76(4), 535-556.
Anwar, K. (1990).
Fungsi dan peran bahasa: Sebuah pengantar.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Aritonang,
Keke T. (2008). Minat dan motivasi dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Jurnal. 10(7), 14.
Bilamana proses pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. (2012). Diunduh dari http://www.scribd.com
Hakim,
T. (2000). Belajar secara
efektif: Panduan menemukan teknik belajar,memilih jurusan, dan menentukan
cita-cita. Jakarta : Puspa Swara.
Hamalik, O. (2002). Psikologi belajar mengajar. Bandung:
Sinar Baru.
Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Perlmutter,
M., & Hall, E. (1992). Adult
development and aging. Boston: Mc Graw-Hill.
Sardiman, A. M. (2004).
Interaksi dan motivasi belajar mengajar.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sardiman,
A. M.
(2005). Interaksi dan motivasi belajar mengajar.
Jakarta: Rajawali Press.
Sofyan,
H., & Uno, H. B. (2004). Landasan pembelajaran : Teori dan
praktek. Gorontalo: Nurul Jannah.
Surya, Moh. (1981).
Pengantar psikologi pendidikan.
Bandung: FIP IKIP Bandung.
Winkel, W. S. (1991). Psikologi pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
Wlodkowski,
R. J. (1985). Enhancing adult
motivation to learn: A guide to improving instruction and increasing learner
achievement. San Francisco:
Jossey-Bass Publishers.
oleh : Patricia Giovanni Khurniawan
oleh : Patricia Giovanni Khurniawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar